in Blog

Surat terbuka KRL Mania untuk Presiden SBY

Sharing is caring!

Berikut surat terbuka dari teman – teman pengguna KRL yang tergabung dalam komunitas KRL Mania yang ditujukan untuk Presiden SBY terkait dengan akan diberlakukannya sistem Single Operation 2 Juli 2011, Berikut isi surat tersebut :

No: 01/06/11
Hal: Ajakan untuk Menggunakan Kereta Rel Listrik dan Meminta Tarif KRL Yang Adil dan Jadwal Sesuai Kebutuhan
Lampiran: Dukungan Permintaan Tarif KRL Yang Adil dan Jadwal Sesuai Kebutuhan

Kepada Yth.
Bapak Presiden
Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono
Di tempat

Dengan hormat,

Salam sejahtera kami sampaikan. Semoga Bapak Presiden yang baru menggunakan kereta super cepat Shinkansen di Jepang, dapat bertugas dengan sehat.

Bapak Presiden, sebagaimana pejabat dan rakyat Jepang biasa menggunakan KRL dalam keseharian, kami ingin mengajak Bapak Presiden untuk menggunakan KRL yang merupakan alat angkut massal berbasis rel dan mendukung program pengurangan emisi karbon Indonesia.

Dari kediaman Bapak di Cikeas, stasiun terdekat adalah stasiun Depok. Sedangkan stasiun terdekat dari Istana Presiden adalah stasiun Gambir. Bagi Wakil Presiden, dari kediaman di Mampang, dapat ke stasiun Cawang atau Kalibata, dan turun di stasiun Gambir.

Bapak Presiden, kami sangat mengharapkan agar Bapak bersedia menerima ajakan kami, karena kami yakin jika Bapak menjadwalkan secara rutin naik KRL, maka ini akan menjadi dorongan bagi menteri-menteri Bapak, pemerintah daerah dan BUMN PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan anak perusahaannya PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ), yang saat ini tidak serius meningkatkan pelayanan KRL untuk berubah demi mengurangi kemacetan Jabodetabek secara substansial.

Kami berharap campur tangan langsung Bapak dapat mendorong komitmen;

1. Menteri Keuangan, Menteri Perhubungan dan Menteri BUMN agar memberikan subsidi ke pelayanan KRL sehingga ada insentif bagi masyarakat menggunakan angkutan KRL. Tarif menjadi terlalu mahal dan jadwal tidak sesuai kebutuhan.

Saat ini menurut KAI/KCJ, subsidi ke pelayanan KRL berkurang, entah siapa yang berinisiatif jahat mengurangi subsidi ini. Akibatnya tarif KRL Ekonomi AC akan naik sekitar 70% dan perjalanan KRL berkurang sekitar 12%.

Mulai tanggal 2 Juli 2011, tarif KRL AC Ekonomi akan naik sekitar 70%, tetap dengan flat rate/jauh-dekat bayar sama:
1. Rp5.500 ke Rp9.000 untuk jalur Bogor
2. Rp4.500 ke Rp8.000 untuk jalur Serpong, Tangerang dan Bekasi.

Secara umum total perjalanan akan turun 12%, dari 444 perjalanan saat ini, ke 393 mulai 2 Juli nanti.

Pada jam sibuk 05.00-08.00, saat ini jumlah perjalanan lintas Bogor/Depok-Tanah Abang/Kota, ada 32 perjalanan (Ekonomi Panas 13 perjalanan, tarif Rp2.000, Ekonomi AC 4, tarif Rp5.500, Ekspres 15, tarif Rp11.000). Bagi masyarakat yang kurang mampu, mereka bisa memilih paling tidak 17 perjalanan yang terjangkau (gabungan KRL Ekonomi dan Ekonomi AC).

Dalam jadwal baru per 2 Juli 2011, total perjalanan 29 (Ekonomi 9 perjalanan, tarif tetap, Commuter Line 20, tarif Rp9.000). Pilihan masyarakat kurang mampu hanya 9 perjalanan, turun hampir 50%.

Saat ini saja KRL Ekonomi sudah sedemikian padat, sehingga banyak yang naik ke atap. Jika ada satu gangguan dan perjalanan batal, terjadi kekacauan luar biasa. Apalagi jika pilihan KRL berkurang hampir 50%.

Insiden perusakan KRL Commuter Line pada Sabtu, 18 Juni 2011 sekitar pukul 20.00 di stasiun Kota, berawal dari aksi protes masyarakat yang menunggu KRL Ekonomi yang tak kunjung datang, sementara KRL Commuter Line yang mahal sudah beberapa kali lewat.

Jika subsidi tidak diberikan dan tarif tetap naik 70% dan jadwal berkurang mulai 2 Juli nanti, kami khawatir protes lebih luas bisa terjadi lebih merata di berbagai stasiun dan berpotensi menjadi gesekan antara penumpang dengan petugas kereta, seperti terjadi bulan lalu di stasiun Manggarai akibat penertiban penumpang di atap dan kejadian Sabtu, 18 Juni 2011.

Akibat lain dari kenaikan tarif ini adalah akan ada perpindahan pola penggunaan KRL. Segmen pengguna KRL AC Ekonomi tidak akan mampu membeli karcis KRL Commuter Line (tarif Rp9.000) dan akan turun ke kelas KRL Ekonomi. Bisa juga mereka pindah ke kendaraan pribadi. Karena itu ujicoba tarif dan jadwal baru Sabtu, 18 Juni 2011 menunjukkan KRL Ekonomi sungguh penuh sesak, seperti hari kerja, padahal kemarin adalah hari libur. Pada hari libur, biasanya pengguna KRL Ekonomi hanya sekitar 30-40% dari pengguna hari kerja.

Jika ini terjadi, ketiga menteri bawahan Bapak yang secara langsung atau tidak langsung mengurangi subsidi KRL patut diberi teguran.

Masalah subsidi ini tidak hanya berkenaan dengan kerawanan sosial, tetapi juga kemacetan Jabodetabek dan subsidi BBM yang semakin menggembung. Negara maju dimanapun menghindari subsidi BBM dan lebih memilih subsidi yang tepat sasaran dalam bentuk subsidi angkutan umum massal.

2. Pelayanan buruk KAI/KCJ yang tak kunjung diperbaiki.

Selama ini pelayanan dari KAI/KCJ tidak memuaskan. Berbagai masalah terus menerus berlangsung tanpa ada titik terang perbaikan: keterlambatan, pembatalan kereta, mogok di tengah jalan, pengumuman yang tidak jelas, fasilitas stasiun yang amburadul, keamanan stasiun dan KRL, dsb.

Pada 1 Juni 2011 lalu, KRL Mania menyerahkan rekomendasi perbaikan pelayanan berdasarkan SPM (Standard Pelayanan Minimum) Angkutan Orang dengan Kereta Api (Peraturan Menteri Perhubungan 9/11), yang mudah dan murah dilakukan, tetapi dampaknya akan terasa (quick wins, low hanging fruits):
1. fasilitas kesehatan di stasiun,
2. lampu penerangan di kereta,
3. Informasi stasiun yang akan disinggahi/dilewati secara berurutan di kereta,
4. fasilitas khusus dan kemudahan bagi penyandang cacat, wanita hamil, anak di bawah 5 (lima) tahun, orang sakit; dan orang lanjut usia di kereta,
5. fasilitas kesehatan di kereta,
6. nama dan Nomor Urut Kereta,
7. informasi gangguan perjalanan kereta api.

Kami yakin jika KAI/KCJ mau dan mampu, dalam satu bulan ketujuh rekomendasi tsb dapat dengan mudah diselesaikan. Tetapi sudah 20 hari kami serahkan, sampai sekarang KAI/KCJ belum jelas programnya. Padahal kami yakin dengan quick wins tersebut, penumpang tak akan merasa sepenuhnya ditinggalkan seperti saat ini.

Akhirul kalam, kami mohon kebijaksanaan Bapak untuk turut menggunakan KRL sebagai alat transportasi Bapak, agar kedua hal di atas dapat diperbaiki.

Hormat kami

KRL Mania
Komunitas Penumpang KRL Jabodetabek
Kontak: krlmania@gmail.com